- Wakapolda: Bisa Berjalan Seiring
- Dirut Timah: Kita Dukung KEK Wisata Bangka
- Sekda Bangka: Hasil Timah untuk Bangun Infrastruktur Wisata
PERTAMBANGAN dan pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung tidak perlu dipertentangkan. Dua sumber kekuatan ekonomi itu hendaknya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pertumbuhan ekonomi sekaligus mempersiapkan transformasi ke pariwisata.
Demikian benang merah wawancara terpisah dengan Direktur Utama PT Timah Tbk Riza Pahlevi, Wakapolda Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Istiono dan Sekretaris Daerah Bangka Fery Insani. Ketiganya sepakat untuk mensyukuri anugerah sumber daya alam timah, menambangnya seraya mempersiapkan kekuatan ekonomi baru yaitu pariwisata.
Kombes Istiono menegaskan pertambangan dan pariwisata bisa berjalan seiring dan tidak perlu dipertentangkan.
“Yang kita perlukan itu strong leader yang bisa mengharmonisasikan keduanya. Rakyat makmur dan kesejahteraannya berkelanjutan,” tandas Istiono.
Ia menambahkan, “Timah merupakan anugerah Tuhan yang seyogyanya dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk rakyat dan sekaligus hasil dari timah tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur pariwisata Babel yang berkelanjutan. Jangan mempertentangkan timah dengan wisata. Timah dan wisata bisa seiring.”
Istiono mengaku gregetan terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat pada tahun ini sementara negeri ini potensial untuk digerakkan lebih cepat.
Dukung KEK Wisata
Direktur Utama PT Timah Tbk Riza Pahlevi menyambut baik setiap usaha penguatan pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung. Bahkan, PT Timah Tbk memberikan dukungan penuh dengan menyediakan lahan Kuasa Penambangannya (KP) untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Bangka.
“Tim kami (PT Timah Tbk) senantiasa mendukung rencana pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam mendorong pengembangan pariwisata termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bangka. Seyogyanya kalau kawasan tersebut ada depositnya, ya diambil dulu timahnya,” kata Riza Pahlevi.
Bupati Tarmizi Saat dan Sekda Bangka Fery Insani menyambut KEK Pariwisata itu dengan menyiapkan sejumlah kawasan yang representatif di Tuing seluas 1.337 hektar dan lokasi alternatif seluas 649 hektar di sekitar Kota Sungailiat dengan keunggulan jarak tempuh dari Bandara Depati Amir sekitar 50 menit, kelayakan akses jalan, hingga beragam atraksi wisata yang ada di sekitarnya.
Sekda Fery Insani berharap para pengusaha timah dan pengusaha pariwisata mampu melakukan sinergi, tidak ego sektoral dan secara bersama-sama membangun Bangka dan Babel lebih baik.
“Saya yakin, kalau para pengusaha timah dan para pengusaha pariwisata duduk bersama, akan ada jalan tengah yang win win solution. Bisa saja kita mengambil timahnya dulu, selanjutnya hasil timahnya bisa digunakan untuk membangun infrastruktur pariwisata,” ungkap Fery.