Obama Menangis Saat Ucapkan Perpisahan di Akhir Jabatan 

Barack Obama menyeka air matanya saat menyampaikan pidato perpisahannya. (foto: CNN)

CHICAGO, LASPELA- Pidato perpisahan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dipenuhi rasa haru. Obama bahkan tampak menitikan air mata.

Dalam kata penutupnya, Obama menyampaikan penghargaan kepada mereka yang sudah mendukungnya sejak 2004, 2008 dan 2012. Khususnya, Obama juga mengucapkan terima kasih kepada sang istri, Michelle yang terus memberikan dukungan.

“Michelle, selama 25 tahun terakhir, Kamu bukan hanya menjadi istri dan ibu dari anak-anak, tetapi juga sahabat. Kamu menjalani peran yang terpaksa harus dijalani dan melakukannya dengan pesona, tekad dan humor yang baik. Kamu menjadikan Gedung Putih sebagai tempat untuk semua orang,” ujar Obama, di Chicago, Selasa 10 Januari waktu AS, atau Rabu 11 Januari 2017 waktu Indonesia.

“Generasi saat ini mampu bermimpi karena melihat dirimu sebagai panutan. Kamu membuat saya bangga dan negara ini bangga,” tutur Obama.

Sementara dua putri Obama, Malia dan Sasha juga menjadi perhatiannya selama menjabat sebagai Presiden AS. Obama menyebutkan dirinya bangga melihat kedua putrinya itu tumbuh besar dengan normal meskipun masuk dalam situasi yang aneh, sebagai anak dari Presiden AS.

Pujian juga diberikan oleh Obama kepada Wakil Presiden Joe Biden yang dinilai sebagai bocah bengal dari Scranton dan kemudian menjadi putra kesayangan Delaware.

“Anda (Joe Biden) adalah pilihan pertama saya dan yang terbaik. Bukan hanya karena Anda menjadi wakil presiden terbaik, tetapi sebagai gantinya, saya memiliki saudara. Kami menyayangi Anda dan Jill seperti keluarga dan persahabatan kalian adalah keindahan bagi kami,” pungkas Obama.

Kemudian Obama memberikan ucapan perpisahan kepada seluruh stafnya. “Kalian semua mengubah dunia,” ungkap Obama sambil menyeka pipi, saat air mata mengucur.

“Saya meninggalkan panggung malam ini lebih optimis atas negara negara ini, dibanding di saat kita memulainya,” imbuh presiden kulit hitam pertama AS itu.

Terakhir, Obama pun menguncapkan perpisahan kepada rakya Amerika. “Suatu kehormatan untuk mengabdi kepada kalian. Saya tidak akan berhenti, bahkan saya akan tetap bersama kalian sebagai warga negara hingga hari akhir. Sekarang saya memiliki permintaan terakhir sebagai Presiden, sama seperti ketika saya meminta kepada kalian untuk menerima saya,” kata Obama.

“Saya meminta kalian untuk yakin. Bukan kepada kemampuan saya untuk membuat perubahan, tetapi percaya kepada kalian,” ucapnya.

“Saya memohon kepada kalian untuk tetap yakin kepada apa yang sudah dituliskan dalam dokumen pendiri (Negara AS). Ide yang dihembuskan oleh para budak, semangat yang diutarakan oleh imigran dan mereka yang bergerak untu keadilan. Kepercayaan yang ditanamkan oleh mereka yang mendirikan bendera (AS) di medan perang hingga ke permukaan bulan. Kepercayaan yang menjadi inti dari seluruh masa depan AS yang belum dituliskan,” tegas Obama.

Tolak Diskriminasi

Amerika Serikat, kata Obama, harus menolak upaya pelemahan nilai-nilai yang telah dibangun. Selama delapan tahun ini, ia mengaku telah bekerja keras untuk melawan terorisme. “Kita mengakhiri penyiksaan makanya kita menutup Gitmo dan mereformasi undang-undang pengawasan untuk melindungi privasi dan kebebasan sipil”.

Ia juga menolak diskriminasi terhadap umat Islam Amerika. Hal itu menurutnya, bertentangan dengan nilai-nilai yang telah dibangun di Amerika.

Obama mengaku lebih optimistis dengan nasib Amerika saat ini daripada ketika pertama kali ia masuk ke Gedung Putih. Ia berbicara di depan 18 ribu pendukungnya di Chicago.

Para pendukungnya banyak yang rela menunggu selama tujuh jam untuk menyaksikan ia berpidato. Bahkan banyak yang membayar 300 dolar AS untuk mendapatkan tempat yang bagus di tempat konvensi Chicago tersebut.

Sumber: Metrotvnews.com