Ekonomi Babel Membaik

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

  • BI Babel Berperan Dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi Daerah
  • BI Babel Berperan dalam Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Tekan Inflasi
  • Pertumbuhan Ekonomi Akhir  2016  3,6-4,0%
  • Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Babel  2017  3,8-4,2%

PERTUMBUHAN ekonomi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I tahun 2017 diperkirakan meningkat berkat dukungan membaiknya konsumsi rumah tangga, meningkatnya investasi, dan realisasi pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah yang lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya.

Sedangkan ekspor Babel diperkirakan juga mulai meningkat seiring dengan mulai membaiknya harga komoditas timah. Sementara itu, tekanan inflasi diperkirakan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya dan dalam level terkendali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung/Deputi Direktur Bayu Martanto menyampaikan optimisme perkembangan ekonomi itu dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional yang disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Babel (KPw BI Babel)  di Novotel, Selasa (20/12-2016).

Hadir pada Laporan Tahunan BI  para Kepala Daerah, Plt Gubernur, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Yuswandi A Temenggung, Walikota, Bupati, Ketua Umum KADIN Provinsi Babel, Ir Thomas Jusman MM, Rektor UBB, Dr Ir  Muh Yusuf Msi, Dekan Fakultas Ekonomi UBB, Dr Reniati SE Msi, Ketua STIE IBEK, Dr. Rizal R. Manullang,  Area Head Bank Mandiri Babel  Agus Tri Setiono, Pimpinan Asosiasi Pengusaha, Para Bankir, Pimpinan Media di Babel  dan pemangku kepentingan di Kepulauan Bangka Bellitung.

Pada kesempatan itu Bayu Martanto juga membacakan Sambutan Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo yang berjudul “Mengoptimalkan Potensi, Memperkuat Resiliensi. Agus Martowardojo menyampaikan perkembangan ekonomi global, perkembangan ekonomi domestik, tantangan dan arah kebijakan ekonomi, potensi perekonomian, fungsi dasar dan prinsip kebijakan, potensi daerah, arah kebijakan Bank Indonesia, koordinasi kebijakan, penguatan internal BI, prospek perekonomian.

Ekonomi Babel Membaik

Lebih lanjut Bayu Martanto menyampaikan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2016 meningkat dari 3,68 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 3,83 persen (yoy) walaupun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang tercatat 3,88 persen (yoy) dan Nasional 5,02 persen (yoy).

“Pertumbuhan ekonomi Babel itu diharapkan terus meningkat seiring dengan membaiknya harga komoditas utama Bangka Belitung,” harap orang nomor satu di BI Indonesia Babel itu.

Bayu memaparkan fakta perekonomian Babel saat ini masih bergantung  pada sektor berbasis sumber daya alam yang  lebih rentan terhadap patokan harga internasional, seperti komoditas sawit, lada, karet dan timah. Kenaikan dan penurunan kinerja sektor ini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi ke sektor jasa.

“Kinerja sektor yang berbasis sumber daya alam itu dipengaruhi oleh dua aspek yakni dari harga komoditas dan volume produksi. Sebab, harga komoditas mengikuti harga yang ditransaksikan secara internasional. Dari itulah harga internasional turun, produksi pun ikut menurun,” ungkap Bayu Martanto sembari menyampaikan faktor penurunan pertumbuhan ekonomi Babel itu dipengaruhi penurunan harga timah yang dimulai sejak tahun 2012. Komoditas timah ini menyebabkan perannya dalam struktur perekonomian Babel dalam 6 tahun terakhir mengalami penurunan.

Bayu martanto mengimbau  untuk antisipasi ke depan, Babel harus merencanakan kebijakan yang sistematis, fokus dan konsisten sehingga potensi-potensi daerah ini yang belum berkembang optimal menjadi terarah dan berkesinambungan. Babel memiliki letak geografis yang sangat strategis dekat dengan ibukota Jakarta, wilayah laut lebih luas dari daratannya sehingga sektor kelautan dan perikanan bisa digali potensi secara baik.

Sektor pariwisata juga sudah memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Babel sebagaimana pemerintah pusat sudah menetapkan KEK di Tanjung Kelayang sebagai destinasi nasional.

“Kami (BI Babel_red) melihat cukup besar potensi sektor pariwisata khususnya pulau Belitung sudah memulai mengambil peran dalam struktur kebijakan pertumbuhan ekonomi Babel walaupun belum signifikan. Akan tetapi, kalau kita garap terus dan pemetaan daerah wisata yang baik serta kawasan pariwisata terarah. Maka, optimis sektor wisata bisa berkembang,” ungkap Bayu sambil memberikan solusi untuk melihat faktor apa saja untuk mendorong pertumbuhan perkembangan pariwisata itu sendiri seperti kesiapan sumber daya manusia, budaya, kuliner dan potensi-potensi lain yang ada.

Selain sektor perkebunan dan pertanian, kelautan dan perikanan, serta pariwisata. Faktor-faktor yang kurang mendukung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi juga harus diperhatikan yakni sumber daya manusia (indeks pembangunan manusia) yang ada di Babel. Untuk Babel itu sendiri IPM cukup membaik, akan tetapi masih dibawah angka Nasional.

Terkait infrastruktur, pelabuhan laut serta ketenagalistrikan masih harus ditingkatkan baik secara kapasitas maupun kapabilitas serta permasalahannya harus diberikan solusi yang kongkrit.

Pihak BI Babel melihat perkembangan yang ada, diperkirakan pertumbuhan perekonomian Babel pada akhir tahun 2016 akan berkisar antara 3,6-4,0% dan pada tahun 2017 akan berada pada kisaran 3,8-4,2%. Pertumbuhan ekonomi kedepan akan berpeluang menjadi lebih tinggi lagi serta berkesinambungan bila dapat memanfaatkan potensi yang ada.

Inflasi Babel

Bayu martanto menyebutkan bahwa inflasi Babel pada November 2016 tercatat 6,61%(yoy) atau secara tahun kalender sebesar 5,1% (ytd), diatas target nasional yang ditetapkan 4%+/-1%. Sementara inflasi nasional sebesar 3,58% (yoy). Pihaknya melihat realisasi sepanjang 2016, diperkirakan inflasi Babel akan mencapai angka 6%. Adapun tahun 2017, proyeksi akan mencapai sebesar 4,76% yaitu berada kisaran inflasi 2017 yang ditetapkan pemerintah yakni 4%+/-1%.

“Antisipasi pengendalian inflasi kedepan, langkah strategis yang akan ditempuh oleh BI Babel dan tim TPID Provinsi untuk menstabilkan inflasi melalui pemenuhan ketersediaan stok, pembentukan harga yang terjangkau, pendistribusian pasokan yang lancar dan efisien, penyediaan informasi harga, penggunaan sistem informasi managemen serta pengelolaan ekspektasi dan terakhir memperkuat TPID lebih efektif,” tutupnya.

Arah Kebijakan BI

Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan untuk mendukung memperkuat stabilitas perekonomian yakni pada fungsi alokasi dan distribusi. Arah kebijakan itu sendiri dengan memanfaatkan dan memperkuat 3 pilar kebijakan utama BI itu sendiri yakni kebijakan moneter, makroprudential, dan sistem pembayaran serta pengelolaan uang rupiah.

Selain itu, BI akan mendukung komitmen Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi melalui memberikan perhatian khusus kepada pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Alasan, UMKM memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia dimana sekitar 99,9% unit bisnis di Indonesia adalah UMKM, sedangkan penyerapan tenaga kerja pada unit ini mencapai hampir 97%.

Penulis: Agus Ismunarno
              Abdullah Randi[/vc_column_text][vc_gallery interval=”3″ images=”5541,5540,5542,5543,5544,5545,5547,5546,5539,5548″ img_size=”full” title=”GALERY FOTO PERTEMUAN TAHUNAN BANK INDONESIA BABEL 2016″][/vc_column][/vc_row]