MUNTOK, LASPELA- Dewan Kesenian Bangka Barat menggelar pementasan teater bertajuk Dambus Dan Rembulan bertempat di Gedung Wisma Majapahit Unit Metalurgi Muntok, Sabtu (10/12/2016).
Pementasan teater ini melibatkan beberapa seniman Muntok diantaranya Nurcholis Dwianto sebagai sutradara, Eyes Krista penulis naskah, Erliza Furi sebagai penata tari dan kostum, serta Sanggar Dayang Molek sebagai penata musik.
Dambus Dan Rembulan didukung pemain berbakat Dyah Isyafira dan pelajar SMK Bina Karya 2 Muntok.
Pementasan dibuka oleh Pantomim SD Muhammadyah, Musik Dambus dan Perkusi SMPN 1 Muntok, dan Sajak karya Guma Gumbira.
Kepala Bidang Kebudayaan Babar Bambang Haryo Suseno mengakui, tidak mudah mengadakan sebuah pagelaran seni khususnya seni peran seperti teater, walaupun sejarah seni peran khususnya teater sudah sangat panjang sekali, bahkan sering disebut bahwa seni peran merupakan induk kesenian, karena didalamnya ada penokohan, ada musik, ada vocal dan banyak hal yang sebenarnya merupakan bagian dari seni.
Dia lantas mengapresiasi para pemain dan team kreatif dan berharap seni teater akan berkembang di Bangka Barat.
Sementara Nurcholis Dwianto, Sang Sutradara, mengungkapkan Dambus Dan Rembulan adalah pertunjukan teater monolog yang mengisahkan seorang perempuan yang terus dihantui oleh sosok ayahnya dan membuka peti masa lalunya. Sebuah kisah panjang perjalan sang tokoh dengan gitar dambus dan ayahnya.
Dikatakan, Tokoh Perempuan Tua yang pada masa kecilnya tidak menyukai gitar dambus dan mencibirnya sebagai musik orang tua namun akhirnya menyukai dan mencintai dambus berkepala rusa buatan ayahnya.
Pesan moral dalam cerita ini menurut Nurcholis, disamping pesan untuk menyayangi orang tua sebelum dia pergi meninggalkan kita, juga mengajak generasi muda untuk menjaga dan melestarikan seni budaya sendiri, bisa lewat perlombaan, festival dan pertunjukan. Nurcholis menambahkan konsep pertunjukan ini bukan murni tradisi, namun tradisi yang di transformasikan ke dalam teater modern.
Di BagsWakil Ketua Dewan Kesenian Bangka Barat Joko Hp menuturkan, Dambus dan Rembulan merupakan kegiatan pertama dari Komite Seni Teater yang tujuannya untuk memberikan apresiasi dan kesempatan bagi komunitas teater yang ada di Bangka Barat untuk bisa tampil menunjukkan kemampuan bermain teater. Menurutnya, teater atau sandiwara di Muntok sudah berkembang dari jaman dulu.
“Kalau dulu disebut Tonil, yaitu teater tradisional rakyat yang berasal dari Dul Muluk dan terus berkembang hingga menjadi teater modern,”Ujarnya.
Joko HP berharap dengan pertunjukan yang dibuat oleh Dewan Kesenian mampu memancing minat bagi generasi muda untuk semakin menekuni bidang teater dan seni drama.
Penulis: Krisna Subandi