- Menkes Imbau Warga Tes HIV
- Penularan Terbanyak Lewat Hubungan Seks
- Hentikan Stigma Negatif Terhadap Penderita ODHA
PENDERITA AIDS di Indonesia saat ini didominasi oleh ibu rumah tangga.Jumlahnya mencapai 10.626 orang yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.
“Masyarakat saat ini harus lebih peka dan jangan takut untuk memeriksakan diri,” kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek pada peringatan Hari AIDS se-Dunia 2016 yang dipusatkan di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (1/12/2016) kemarin.
Selain itu, penderita juga didominasi tenaga nonprofessional dan karyawan sekitar 9.603; wiraswasta (9.439); petani/peternak/nelayan (3.674); buruh kasar (3.191); penjaja seks (2.578); PNS (1.819); dan anak sekolah/mahasiswa (1.764).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes pada 2016, penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seks yang berisiko pada heteroseksual (66%); penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun atau pengguna Napza suntik (11%); lelaki seks dengan lelaki (3%); serta penularan dari ibu ke anak (3%).
Jumlah ibu penderita AIDS di Kalimantan Tengah juga tinggi. Data Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kalteng hingga Juli 2016, kasus AIDS Kalteng mencapai 810 kasus dengan 19,4% penderitanya ibu rumah tangga yang umumnya penjaja seks.
Hal itu dikatakan Sekretaris KPA Kalteng William Katoppo di Palangkaraya, kemarin. “Dalam kasus ini, ibu-ibu bukanlah pelakunya. Tetapi harus dipertanyakan adalah terjangkit oleh siapa dan otomatis bapak rumah tangga yang yang berpotensi pelakunya,” terangnya.
Gerakan Tes HIV
Pada peringatan itu, Menkes Nila mencanangkan Gerakan Tes HIV. Tema Nasional Hari AIDS Sedunia tahun 2016 adalah Mari Kita Berubah, Masa Depan Gemilang tanpa Penularan HIV.
Tema tersebut sejalan dengan upaya pemerintah bersama masyarakat untuk mengutamakan upaya promotif dan preventif dalam pembangunan kesehatan, termasuk dalam pencegahan dan pengendalian HIV/ AIDS. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan tes HIV yang dapat dilakukan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk deteksi dini.
Ajakan Menkes untuk masyarakat tersebut dilakukan dalam bentuk Kegiatan Kampanye Peduli HIV AIDS dengan slogan TOP yaitu segera Temukan orang dengan HIV/AIDS (ODHA), segera Obati dengan antiretroviral (ARV), untuk Pertahankan kualitas hidup ODHA.
“Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan penemuan kasus HIV yang tinggi bersama dengan Provinsi DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat, dan Jawa Tengah,” ujar Menkes Nila.
Menkes Nila juga mengampanyekan penghentian stigma negatif terhadap ODHA. Karena penyakit yang menyerang kekebalan manusia itu tidak mudah menular.”Tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHA”.
Nila mengatakan terdapat kecenderungan pelabelan buruk terhadap ODHA, bahkan stigma juga berlaku terhadap orang yang akan memeriksakan dirinya terinfeksi HIV atau tidak.
Kemenkes, kata Nila, merangkul ODHA untuk turut mengampanyekan hidup sehat kepada masyarakat agar tidak terkena HIV/AIDS. Bagi yang terkena HIV/AIDS diajak agar memiliki gaya hidup sehat dan diberikan obat antiretroviral (ARV).
Sumber: Media Indonesia
Leave a Reply