- Disetujui Bawaslu RI
- Rapat Pleno Pemberhentian 20 Desember
PANGKALPINANG, LASPELA– Gelaran pesta demokrasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tinggal tiga bulan lagi. Namun, ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Babel Zul Terry Apsupi malah mengundurkan diri. Pengunduran diri tersebut menjadi jawaban Zul Terry atas suara-suara sumbang di kalangan internal yang selalu menyebut kinerja Bawaslu Babel di bawah kepemimpinanya memburuk.
Jawaban atas surat pengunduran diri Ketua Bawaslu Babel, Zul Terry Apsupi diterima oleh Bawaslu RI. Berdasarkan rapat pleno Bawaslu RI, 10 November lalu, Bawaslu RI menyetujui pengunduran diri Ketua Bawaslu Babel, Zul Terry Apsupi.
Hal itu dikatakan Zul Terry saat konferensi pers bertempat di kantor Bawaslu Babel, Selasa (29/11/2016) kemarin.
Menindaklanjuti permasalahan itu, pihaknya akan melanjutkan proses rapat pleno tentang pemberhentian dirinya sebagai Ketua Bawaslu Babel, pada tanggal 20 Desember 2016 mendatang. Setelah itu, akan ditetapkan siapa yang akan memegang kendali di tubuh Bawaslu Babel, apakah Bagong Susanto atau Sugesti.
“Berdasarkan rapat pleno Bawaslu RI 10 November, menyetujui pengunduran diri saya sebagai Ketua Bawaslu Babel. Selanjutnya meminta saya tetap mendukung kinerja Ketua Bawaslu yang terpilih nanti. Kita akan melakukan proses rapat pleno tentang pemberhentian saya sebagai Ketua dan menetapkan siapa yang akan memegang ketua lagi, apakah Sugesti atau Bagong Susanto menjadi Ketua Bawaslu Babel,”ungkap Zul Terry kepada sejumlah wartawan.
Legowo
Disinggung mengenai alasan pengunduran dirinya di tengah proses Pilgub Babel yang semakin dekat, Zulterry mengatakan dilakukan lantaran dianggap buruk di mata Bawaslu RI dan kawan-kawan yang ada di Provinsi, untuk itu Terry merasa kalau sudah dianggap buruk buat apalagi memegang amanah itu.
Dengan legowo, setelah berjibaku selama 4 tahun dia harus berani melepas amanah ini. Namun dia akan tetap berkomitmen mengawal pelaksanaan pemilihan kepala daerah 2017.
“Selama 4 tahun bersama, saya pikir karena selalu mendapat serangan kalau ada apa-apa, ada teman yang selalu mengadu ke Bawaslu RI. Saya selalu dianggap salah, saya sudah tidak sanggup, emosional dan psikologi saya dengan ulah seperti itu. Selama 4 tahun bertahan di posisi itu. Sampai 2 kali SP, 1 kali surat teguran. Padahal harusnya diklarifikasi dulu. Bukan tiba-tiba dikeluarkan SP,”ungkapnya kepada awak media.
Untuk itu dia tidak mampu lagi bertahan kalau dari dalam internal dan eksternal harus menghadapi berbagai tekanan tanpa dipandang dengan positif. Apa yang sudah dikerjakan sejauh ini selalu dianggap buruk di mata Bawaslu RI. Cap salah, cap tidak baik dan cap tidak benar seringkali ia terima saat menjalankan amanahnya sebagai Ketua Bawaslu Babel.
“Saya selalu mendapat cap salah, tidak baik dan tidak benar. Itu tidak pernah dilakukan klarifikasi sama sekali dengan terpaksa saya harus legowo. Saya ajukan surat pengunduran diri 24 Oktober. Bawaslu RI pleno 10 November, keputusan pimpinan silahkan, mungkin ada penyegaran dengan pimpinan baru di Bawaslu Babel,”tutupnya.
Penulis: Abdullah Randi
Editor : Stefan H. Lopis