Wacana Pemekaran Bangka Utara Kembali Mencuat di Pilkada 2017

PANGKALPINANG, LASPELA – Keluhan warga terkait kejelasan pembentukan Bangka Utara menjadi daerah otonom tidak bergaung lagi. Janji-janji untuk pemekaran wilayah sampai sekarang belum ada titik terangnya. Demikian curhatan warga Desa Kampung Sunda, Belinyu Kabupaten Bangka kepada wartawan LAS PELA.

Pernyataan warga yang menolak disebutkan namanya tersebut merupakan wujud kekecewaan dirinya karena Belinyu yang tertinggal kerap dimanfaatkan para paslon di ‘Musim’ kampanye Pilkada, dengan janji politik pemekaran Belinyu menjadi Kabupaten Bangka Utara. Namun hal itu hingga sekarang terwujud.

“Dulu setiap mau ada Pilkada pasti ada yang janji-janji akan mekarkan Bangka Utara, tapi gak dipenuhi. Bukan hanya saya yang kesal tapi banyak masyarakat Belinyu. Mana bukti Bangka Utara? Bilangnya Belinyu akan maju,” keluhnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dapil Kabupaten Bangka, Aksan Visyawan menilai, tertinggalnya Belinyu imbas dari tidak dimekarkannya Bangka Utara saat pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Harusnya, kata “Wong” Belinyu ini, daerah paling utara di Pulau Bangka ini akan menjadi daerah yang maju, jika saat pembentukan provinsi 16 tahun lalu itu Belinyu sudah dimekarkan.

“Mengapa itu bisa terjadi karena pengambilan  keputusan  zaman pemekaran, karena Bangka Utara-Belinyu tidak jadi Kabupaten pada saat itu orangnya tinggal kita cek siapa orangnya. Jadi karena tidak diambil peluang itu, sampai kini Belinyu menginduk ke kabupaten Bangka atau Sungailiat,” jelas Aksan.

Hal itu pun, kata Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini, membuat daerah Belinyu yang di masa lalu daerah maju, kini bak ‘kota mati’.

” Jadi Belinyu berdiri sendiri, tidak otonomi daerah tidak ada APBD sendiri sehingga pembangunannya lambat dibanding Muntok, Toboali. Dulu Koba itu lebih kecil dari Belinyu kota besar setelah Sungailiat dan Pangkalpinang, sekarang malah tertinggal jauh. Belinyu itu seperti mundur 30 tahun, secara listrik lebih jelek dari 30 tahun lalu,” tutup Aksan

Penulis: Abdullah Randi
Editor  : Stefan HL