banner 728x90

Inflasi Oktober Sejalan Prediksi BI 

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

PANGKALPINANG, LASPELA- Sejalan dengan prediksi Bank Indonesia, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan Oktober 2016 mencatat deflasi sebesar 0,11% (mtm).

Inflasi IHK bulan ini tetap terkendali sesuai dengan pola historisnya. Dengan perkembangan tersebut, Bangka Belitung mengalami inflasi tahunan sebesar 5,04% (yoy) atau 4,58% (ytd) jika dilihat berdasarkan inflasi IHK secara kumulatif (Januari – Oktober).

banner 325x300

“Terkendalinya harga di bulan Oktober seiring dengan terjaganya pasokan komoditas strategis dan penyesuaian tarif angkutan udara,” demikian ungkap Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Edhi Rahmanto Hidayat.

Deflasi bulan Oktober 2016 disumbang oleh deflasi Kota Pangkalpinang sebesar 0,34% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,64% (mtm). Secara tahunan, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 5,69% (yoy) atau 5,13% (ytd).

Sementara itu, Kota Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 0,31% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,68% (mtm), atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 3,88% (yoy) atau 3,26% (ytd).

Berdasarkan disagregasi inflasi, deflasi pada bulan ini bersumber dari kelompok volatile food dan administered prices yang mengalami deflasi masing – masing sebesar 1,21% (mtm) dan 0,55%(mtm).

Sementara itu, kelompok inti pada bulan Oktober 2016 mengalami inflasi sebesar 0,49% (mtm). Deflasi volatile food terutama bersumber dari penurunan harga daging ayam ras, ikan selar, bawang merah dan cabai.

Sedangkan deflasi kelompok administered price didorong oleh penurunan tarif angkutan udara. Sementara itu, sumber tekanan inflasi inti antara lain dari kenaikan harga tarif tukang bukan mandor.

Penguatan Koordinasi Jadi Kunci

Tekanan inflasi di bulan November 2016 diperkirakan masih akan terkendali seiring dengan masih rendahnya konsumsi masyarakat. Akan tetapi perlu dicermati beberapa risiko inflasi diantaranya adalah peningkatan harga rokok sehubungan dengan kenaikan cukai rokok dan risiko gagal panen dari daerah pemasok seiring tingginya curah hujan menjelang akhir tahun.

“Inflasi diperkirakan akan tetap terkendali melalui penguatan koordinasi dengan antara Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Prov. Kep. Bangka Belitung dan Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah telah bekerjasama untuk meningkatkan kapasitas stok bahan pangan antara lain melalui Program Pengendalian Inflasi Cabai di Kab. Belitung dan Kab. Bangka Tengah, Program Pengembangan UMKM Unggulan Nelayan di Kab. Belitung, Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) di Kota Pangkalpinang, Kab. Bangka Tengah, Kab. Bangka dan Kab. Bangka Barat, serta budidaya hortikultura melalui teknik hidroponik di Kab. Bangka dan Kota Pangkalpinang,” tambah Edhi. (ril)

Editor: Stefan HL

 

 

 

 

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version