Presiden Terapkan Program BBM Satu Harga di Papua

Ilustrasi

LASPELA- PRESIDEN Joko Widodo mengunjungi Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua, hari ini. Beberapa agenda termasuk meresmikan Bandara Nop Goliat Dekai.

“Di bandara Nop Goliat Dekai, Yahukimo, Presiden akan mencanangkan Program Satu Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Papua,” kata Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin melalui keterangan tertulis seperti dikutip laman mediaindonesia.com, Selasa (18/10) pagi.

Tak hanya itu, Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana Widodo akan melihat langsung pesawat pengangkut BBM, Air Tractor AT-802. Presiden Jokowi juga akan meninjau terminal bandara.

Presiden diagendakan bertolak dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, menggunakan Pesawat Kepresidenan.

Sebelum meninggalkan Yahukimo, Presiden akan menyaksikan Pembagian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil, balita, dan anak-anak sekolah di Lapangan Yahukimo Bangkit.

8 Wilayah

Terkait penerapan program BBM satu harga, ada sedikitnya 8 wilayah di tanah Papua yang kini bisa menikmati harga bahan bakar minyak (BBM) yang lebih murah.

Hal ini setelah pemerintah menerapkan Program BBM Satu Harga di 8 wilayah tersebut sejak Agustus 2016 lalu.

Kedelapan wilayah tersebut, yakni Kabupaten Pegunungan Arfak (Papua Barat), Puncak, Memmbramo Raya, Nduga, Membramo Tengah, Yalimo,Tolikara dan Intan Jaya. Warga di kedelapan wilayah ini, bisa menikmati harga BBM Premium, Solar dan lainnya sesuai dengan harga pasar yang ditetapkan Pertamina.

“8 daerah ini bisa dikatakan merah di mana harga (BBM) merah berkisar Rp 20 ribu sampai Rp 60 ribu bahkan ada yang Rp 100 ribu dan kita ingin ini yang kemudian turun sama dengan yang lain,” ujar Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang di Jayapura, Senin (17/10/2016) kemarin.

Dia menuturkan, selama ini penyaluran BBM di Papua maupun beberapa wilayah lain dilakukan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan Agen Premium Minyak dan Solar (APMS).

Namun masih terdapat beberapa wilayah yang belum terjangkau keduanya. Alhasil, harga BBM di wilayah tersebut melambung tinggi hingga Rp 100 ribu per liter, seperti yang terjadi di beberapa daerah di Papua.

“Jadi daerah dalam bingkai 1 Indonesia. Di mana 8 daerah di Papua itu belum ditempuh, jadi kami identifikasi apapun caranya. Kalau darat seperti di Arfak pakai mobil 4×4 off road yang kami sewa untuk membawa drum plastik dan bisa angkut BBM hingga 2 ton. Kemudian daerah lain yang bisa disuplai lewat sungai dan laut, kemudian dipindah ke sungai. Tapi ada juga yang masih harus pakai pesawat,” tutur dia.

Melalui Program BBM Satu Harga ini, lanjut dia, pemerintah menginginkan harga BBM bisa sama di seluruh Indonesia. Kemudian imbas dari kebijakan ini turut meringankan beban masyarakat, terkait pembelian BBM maupun hal yang terdampak seperti harga kebutuhan hidup lainnya.

mediaindonesia.com