Sriwijaya Air Group Maskapai Pertama Ikut TA
“Tidak Ikut, Rugi Besar”
CHANDRA LIE, Pengusaha Nasional yang juga CEO/President Director Sriwijaya Air Group telah menyerahkan bukti dirinya ikut program pengampunan pajak atau tax amnesty secara pribadi. Selain secara pribadi, ternyata Chandra Lie juga menyerahkan bukti Sriwijaya Air untuk mengikuti program yang sama.
Sebagai pendiri dan CEO Sriwijaya Air Group, dia menyatakan sudah menjadi kewajiban dirinya untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang patuh terhadap pajak. Untuk itu diharapkan apa yang dia lakukan dapat diikuti pengusaha lainnya.
“Saya ajak temen pengusaha lainnya untuk ikut tax amnesty ini, kalau tidak ikut, rugi besar. Jangan takut, Presiden Jokowi bilang kalau ini ada dasar hukumnya, beliau siap pasang badan untuk program ini,” kata Chandra di KPP Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2016) kemarin.
Pada hari yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyambut para pengusaha yang tergabung dalam KADIN Indonesia yang dipimpin oleh Ketua Umum Roeslan Roeslani, MS Hidayat, Bambang Soesatyo, Anindya Bakrie, Erwin Aksa, dan Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Ketua Umum KADIN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ir Thomas Jusman MM juga telah menyerahkan bukti dirinya ikut program tax amnesty.
Lebih lanjut Chandra Lie yang kelahiran Pangkalpinang itu mengatakan, grup perusahaan yang mengikuti program pengampunan pajak tersebut terdiri dari Sriwijaya Air dan NAM Air. Dengan begitu, grup Sriwijaya Air menjadi perusahaan penerbangan pertama yang mengikuti program ini.
Chandra mengaku dengan ada program tax amnesty, saat ini sudah mayoritas aset dan dana perusahaan yang ada di luar negeri sudah direpatriasi ke Indonesia.
“Sriwijaya Air group mulai saat ini 99 persen asetnya di luar negeri sudah dipindahkan ke Indonesia untuk dikelola di Indonesia. Masih ada 1 persen, itu hanya untuk keperluan administrasi kita,” ujar dia.
Aset-aset yang dipindahkan Sriwijaya tersebut di antaranya berasal dari Tiongkok dan Singapura. Karena dua negara itu menjadi basis penerbangan internasional Sriwijaya Air selama ini.
Untuk Studi Anak
Chandra Lie memang menyimpan sebagian kekayaan di luar negeri. Adapun penyimpanan harta itu untuk kebutuhan anak sekolah. “Ada deposito, ada juga aset. Mungkin persiapan hanya untuk anak sekolah seperti rumah. Semua itu kita laporkan,” kata Chandra Lie.
Dia mengatakan, ikut tax amnesty supaya bisa berkontribusi untuk negara. Nantinya dana tebusan dari tax amnesty bisa menjadi modal untuk pembangunan Indonesia. “Maksud pemerintah berpikirnya uang dalam dan di luar untuk dikelola bangsanya sendiri. Tujuannya, supaya masyarakat Indonesia sejahtera, ekonomi membaik,” papar Chandra Lie
Namun demikian, dia mengaku ikut tax amnesty bukan tanpa halangan. Dia bilang, salah satu kendala ikut tax amnesty ialah kurangnya ketersediaan dana segar. “Pengusaha kadang nggak punya uang kontan. Semua aset semua,” tutup dia.
Penulis: Agus Ismunarno