Sepakat dengan Sri Mulyani, Agus Martowardojo: Deflasi Agustus karena Permintaan Lemah

Agus Martowardojo, Gubernur BI. (foto/ist)

JAKARTA, LASPELA-  Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sejalan dengan pandangan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, soal deflasi yang terjadi pada Agustus 2016 sebesar 0,02%. Bahwa deflasi didorong oleh permintaan yang menurun pasca lebaran.

Walaupun ada juga peranan dari pemerintah beserta BI untuk mengendalikan inflasi yang lebih rendah dari sisi pasokan.

“Kalau kita bisa capai 0.02% deflasi itu memang ada kondisi demand nya lemah tetapi juga karena hasil dari pemerintah pusat daerah berkoordinasi dengan BI untuk jaga inflasi,” kata Agus di Gedung DPR, Kamis malam (1/9/2016) kemarin.

Rendahnya permintaan memang tidak terlepas dari kondisi global. Terutama harga komoditas yang belum mampu bangkit, karena permintaan dari banyak negara juga menurun. Sementara banyak daerah di Indonesia mengandalkan komoditas dalam perekonomiannya.

Demand rendah itu kaitannya dengan ekonomi global,” ujarnya.

Banyak negara yang mengalami inflasi rendah, atau bahkan deflasi. Menurut Agus, kalau terjadi terlalu dalam justru tidak baik untuk negara tersebut.

“Untuk negara maju, mereka bisa menjadi lebih khawatir lagi karena ini mencerminkan daya beli yang turun karena harga-harga itu tidak mungkin dinaikkan. Ini kondisi yang perlu diwaspadai karena demand yang rendah,” terang Agus.

Sementara peran pemerintah terlihat dalam ketersediaan pasokan bahan makanan ke daerah-daerah terpencil. Di mana selama ini menyumbang inflasi cukup besar. Misalnya daging ayam ras, bawang, cabai, telur ayam ras dan sejenisnya. “Kita lihat harga-harga yang terkoreksi turun adalah harga di volatile dan administered price,” imbuhnya.

Mantan Menteri Keuangan tersebut meyakini, perekonomian Indonesia masih dalam kondisi yang baik. Meskipun ada perlambatan permintaan dari masyarakat. “Sekarang ini bisa 0.02% deflasi jadi kondisinya baik dan terkendali. Untuk Indonesia pengendalian inflasi jauh lebih berat dibandingkan dengan negara lain karena banyak pulau,” jelasnya.

Bisnis.com