JAKARTA, LASPELA— Optimisme pelaku industri kendaraan bermotor tak surut kendati Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan kredit perbankan dari 10%—11% menjadi7%—9% hingga akhir tahun ini.
Pelaku industri kendaraan, baik roda dua maupun roda empat dan lebih masih optimistis target penjualan yang dipatok hingga akhir tahun akan terealisasi. Semester kedua diyakini akan menjadi kebangkitan kelesuan pasar yang terjadi pada paruh pertama lalu.
“Semester kedua kami yakin akan ada perbaikan. Daya beli masyarakat dan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah menjadi faktor penting,” kata Ketua III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Rizwan Alamsjah, Senin (22/8) kemarin.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan kredit perbankan dilakukan oleh bank sentral karena mempertimbangkan kondisi perekonomian yang diperkirakan tumbuh lebih rendah dari asumsi sebelumnya.
BI memprediksi, pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 4,9%-5,3%, turun dari proyeksi sebelumnya yang ada pada kisaran 5%-5,4%. Ini menjadi dasar penyaluran kredit termasuk di dalamnya kendaraan bermotor.
Namun menurut Rizwan, berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, seperti realisasi proyek infrastruktur serta pengampunan pajak atau tax amnesty akan mampu mendongkrak konsumsi kendaraan bermotor ada semester kedua.
“Kuncinya kan daya beli. Dengan berbagai kebijakan, suku bunga yang turun dan tax amnesty akan berpengaruh ke daya beli masyarakat,” ujarnya.
Target Realistis
Mengacu pada capaian penjualan dan riset yang dilakukan sejumlah perusahaan sekuritas baru-baru ini, optimisme itu tampaknya tidak berlebihan. Penjualan kendaraan hingga Juli lalu mencapai 594.514 unit, naik dari capaian periode Januari-Juli tahun lalu yang sebanyak 581.106 unit.
Adapun sejumlah perusahaan sekuritas memprediksi, kinerja penjualan roda empat dan lebih pada tahun ini masih terbilang positif. Munculnya sejumlah produk dan varian baru menjadi pendongkrak penjualan kendaraan.
Penjualan mobil diprediksi akan mencapai 1,04 juta unit. Meskipun lebih rendah dari target yang dipatok Gaikindo yakni sebesar 1,05 juta unit, angka poyeksi itu naik dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu yang hanya 1,01 juta unit. Rencana penurunan uang muka kredit pembelian kendaraan bermotor dari 25%- 30% menjadi 15% juga menjadi faktor pendukung lainnya.
Sementara kinerja penjualan roda dua diproyeksikan hanya mencapai 6,15 juta unit hingga akhir tahun ini, lebih rendah dari capaian tahun lalu yang sebanyak 6,48 juta unit. Namun demikian, proyeksi itu setara dengan target yang dipatok oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
“Kami prediksi semester kedua tahun ini total penjualan sepeda motor ada di kisaran 3 juta unit. Jika ditotal, ini sudah sesuai dengan target yang kami tetapkan,” kata Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata.
Data AISI menunjukkan, hingga semester I/2016 total penjualan di pasar domestik mencapai 2,96 juta unit. Jika pada paruh kedua tahun ini penjualan sedikitnya bisa mencapai 3 juta unit, maka target yang dipatok AISI akan terealisasi.
Gunadi menambahkan, optimisme pelaku industri roda dua dipicu oleh mulai stabilnya daya beli masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah. Pada semester I/2016 lalu, daya beli kelas ini cukup rentan karena terdampak momentum liburan, tahun ajaran baru, serta Idulfitri.
Sumber: Bisnis.com