Polisinya Bekerja, Bateng Bebas Radikalisme

AKBP Frengky yushandy S.IK (foto Roni)
Alat peraga sosialisasi 100 hari program kerja Kapolri, Jendral Pol M. Tito karnavian (foto roni)
Alat peraga sosialisasi 100 hari program kerja Kapolri, Jendral Pol M. Tito karnavian (foto roni)
AKBP Frengky: Hikmah Peristiwa Tanjung Balai, Hidup Rukun
KOBA, LASPELA—Paska terjadinya kerusuhan antara umat beragama muslim dengan Tiong hoa di Tanjung balai Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Bangka Tengah (Bateng), AKBP Frengky yushandy, S.IK lakukan serangkaian tindakan antisipasi terjadi Radikalisme di wilayah hukumnya.
“Peristiwa di Tanjung balai yang merusak tempat-tempat ibadah hingga mengancam keselamatan jiwa orang lain tersebut menjadi pelajaran kita bersama, bahwa kita harus selalu hidup berdampingan tanpa melihat status agama ataupun garis keturunan,“ kata AKBP Frengky kepada LASPELA, Selasa (16/08/2016).
Menurut dia, peristiwa di Tanjung balai tersebut bisa saja tidak terjadi, asalkan sesama umat beragama saling bertoleransi dan memahami satu dengan lainnya.
“Masalah kepercayaan tidak bisa di paksakan. Seandainyapun ada salah seorang masyarakat beragama sedang menjalankan proses ibadah, sepatutnya kita harus menghargai dan memahami proses ibadah mereka. Karena pada prinsipnya seseorang tidak akan menganggu kita, kalau kita tidak menganggu orang lain. Namun peristiwa Tanjung balai sudah terjadi, kedepan mari kita ambil hikmahnya, yakni selalu hidup rukun,” ungkapnya panjang lebar..
Untuk stabilitas keamanan di wilayah hukumnya sendiri, kata AKBP Frengky bahwa berdasarkan laporan intelenjen ataupun Bhabinkamtibmas Desa semua aman terkendali, tidak ada gesekan-gesekan antar umat beragama.
“Alhamdulillah, masyarakat Bateng semuanya hidup berdampingan, mereka (masyarakaat beragama) tidak pernah saling menganggu ataupun mengusik satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, Potensi Radikalisme tidak akan terjadi di Bateng,” kata AKBP Frengky.
“Memiliki sikap toleransi yang tinggi, membuat orang melayu Bangka, tiong hoa Bangka, Batak, Flores, Jawa dan Sumatera yang tinggal di Bateng tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu berbau Sara berujung pada tindak Radikalisme yang dapat menimbulkan kerusakan fasilitas umum hingga mengancam keselamatan jiwa orang lain,“ tambahnya.
Antisipasi yang dilakukan selama ini, AKBP Frengky mengkaui telah mengajak tokoh agama, masyarakat dan pemuda untuk hadir dalam kegiatan Sambang Desa Polres Bateng. Ia selalu menyisipkan materi terkait sikap toleransi beragama, hingga hal-hal positif lainnya yang bersifat membangun suatu daerah.
“Setiap ada kesempatan bertemu dengan masyarakat, kami juga rutin mensosialisasikan program kerja Polres Bateng antara lain pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) keliling. Selain itu kami juga tengah genjar-genjarnya melakukan program 100 hari kerja Kapolri, guna mewujudkan Polri yang Profesional, Modern dan Terpercaya,” pungkasnya. (Ron)