Olimpiade Rio De Janeiro 2016
RIO DE JANEIRO, LASPELA—Medali emas yang ditunggu-tunggu ratusan juta rakyat Indonesia di Olimpiade Rio De Janeiro Brasil 2016, akhirnya datang juga. Pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil memenangi medali emas usai membungkam ganda campuran Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, di partai final yang berlangsung di Riocentro, Rio De Janeiro, Brasil, Rabu (17/8) lalu.
Kemenangan tersebut sangat bersejarah bagi rakyat Indonesia di hari peringatan kemerdekaannya yang ke-71 tahun.
Owi/Butet–nama panggillan Tontowi/Liliyana–mengalahkan Chan Peng/Goh Liu 21-14 21-12. Owi/Butet yang merupakan unggulan ketiga dalam ajang Olimpiade ini tak memberikan napas panjang bagi Chan Peng/Goh Liu lewat tekanan yang bertubi-tubi. Smash Owi, dan pengembalian yang sempurna dari Butet dalam bertahan berhasil membuat keduanya menang 21-14.
Game pertama itu pun berakhir setelah 20 menit sejak servis pertama dilakukan Liliyana.
Pada game kedua, Owi/Butet mampu unggul sejak awal. Namun Chan Peng/Goh Liu tak mau menyerah begitu saja, dan bermaksud merebut game. Pasangan Malaysia ini mencoba tak terdikte pola permainan Owi/Butet dan memperlambat tempor permainan.
Dikutip dari situs resmi Olimpiade 2016, reli yang terjadi pada game kedua ini lebih banyak dibandingkan pada game pertama.
Hasilnya terlihat karena Chan Peng/Goh Liu mampu menempel ketat poin dengan Owi/Butet. Sayang perjuangan poin mereka hanya terhenti di poin ke-12, sebaliknya Owi begitu bersemangat untuk menekan lewat pukulan-pukulan smash-nya.
Owi/Butet pun menutup game kedua dalam tempo 23 menit dengan kemenangan bersejarah bagi Indonesia.
Kemenangan luar biasa Tantowi-Liliana pun mengembalikan tradisi emas olimpiade yang pernah dirail para atlet Indonesia terdahulu seperti Susy Susanti dan Alan Budi Kusuma (1992), Ricky Subagdja/Rexy Mainaky (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), Taufik Hidayat (2000), dan Hendra Setiawan/Markis Kido (2008). (bbs/stf)