banner 728x90

Usia Kota Koba Sudah 162 Tahun

Gubernur Babel, Rustam Efendy (foto Roni)
banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

KOBA, LASPELA— Tertanggal 1 Agustus 2016, usia Ibu Kota Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) sudah 162 tahun. Di usianya yang sudah lebih dari satu Abad tersebut, berbagai pihak berharap Kota Koba terdepan dari ibu kota lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Gubernur Provinsi Kepulauan Babel, Rustam Effendi mengucapkan selamat ulang tahun kepada masyarakat Kota Koba. Ia mengaku bangga memiliki Ibu Kota seperti Koba, pembangunan fasilitas umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) sudah luar biasa hingga sekarang.

banner 325x300

“kami akan terus mendorong Pembangunan Ibu Kota Koba melalui program-program kerja jangka pendek, menengah dan panjang Pemerintahan Provinsi Babel,”kata Rustam kepada LASPELA usai melaksanakan safari Jum’at di Masjid Jami’ Koba, juma’t (29/07/2016).

Ia berharap kedepan terjalin harmonisasi dilingkungan masyarakat, karena pada prinsipnya keberhasilan pembangunan suatu daerah berawal dari kondusifitas suhu politik di daerah tersebut. Jika semua stackholder bersatu padu, yakin daerah tersebut akan lebih maju kedepan.

“Mari jadikan momentum HUT Koba ke 162 tahun ini spirit bersama membangun daerah,”pungkasnya.

Bangun Bumi Selawang Segantang Sesuai Amanah Persedium

Rusman Araziz (foto Roni)
Rusman Araziz (foto Roni)

Hal serupa diungkapkan anggota Persedium Koba Ibu Kota Kabupaten Bateng, Rusman araziz. Ia merasa bangga melihat wajah Kota Koba sudah bertransformasi menjadi modern. Jika diingat dahulu, koba hanyalah salah satu Desa di Kabupaten Bangka Provinsi Sumatera Selatan yang hanya dihuni beberapa ratus Kepala Keluarga dan rasanya tidak mungkin menjadi seperti ini.

“Sekarang, koba menjadi Ibu kota Kabupaten Bateng yang luar biasa. Saya bangga menjadi orang Koba,”kata Rusman kepada LASPELA di Masjid Jami’.

Rusman mengharapkan elit-elit politik di Bateng memiliki satu misi yang sama, yakni membangun Bumi Selawang Segantang lebih maju kedepan. Ia sepakat Kondusifitas politik menjadi kunci membuka pintu keberhasilan pembangunan daerah. Jangan sampai kepentingan-kepentingan politik menghambat suatu pembangunan daerah.

“Kami serahkan Bumi Selawang Segantang ini kepada elit-elit politik yang ada di Eksekutif dan Legislatif suatu Pemerintahan, bangunlah Koba sesuai harapan persedium terdahulu. Arahkan ke jalan yang benar, jangan sekali-kali mengabaikan amanah orang-orang terdahulu memperjuangkan keberadaan Kota Koba saat ini,”katanya.

Perekonomian Koba Zona Rawan

Sopian (foto Roni)
Sopian (foto Roni)

Sementara itu, salah seorang masyarakat Kota Koba, Sopian mengharapkan Pemerintahan Kabupaten Bateng, Provinsi Babel dan Pusat lebih peka dalam meningkatkan perekonomian masyarakat kota koba yang masuk zona rawan saat ini.

“Terasa sekali, masyarakat kota koba susah cari uang saat ini. Apalagi PT.Koba tin tutup sejak tahun 2013 kemarin, aktifitas jual beli masyarakat Kota Koba sepi sunyi. Pasar-pasar tradisional tidak seramai dahulu, pedagang keliling sulit ditemukan dan pembelipun lebih selektif dalam membeli kebutuhan rumah tangga mereka,”katanya.

“Justru banyak di temukan masyarakat ingin menjual assetnya, lalu pindah ke tempat lain. Artinya, Kota Koba sekarang masuk zona rawan kemiskinan,”tambah Sopian.

Sopian menginginkan kedepan sektor perindustrian menjamur di Kota Koba, banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa di eksploitasi. Paska tambang timah PT.Koba tin sekarang, terdapat banyak hamparan pasir berkualitas bagus yang bisa di kelolah oleh investor. Selain sektor pertambangan, di Kota koba juga terdapat lahan yang bisa di bangun pabrik tapioka hingga pengelolaan karet.

“Mudah-mudahan kedepan aktifitas perindustrian skala besar seperti pertambangan timah oleh PT.Koba tin kembali hadir di Koba. Peran elit politik pengendali Pemerintahan harus lebih proaktif dan jelih membaca peluang yang berujung pada kesejahteraan masyarakat,”harapnya. (Ron)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version