*Indonesia Baru 30 Persen Negara Maju
*HT Ajak KADIN BABEL Bersinergi Secara Ekonomi
*Kerupuk Bangka akan Dipromosikan HT Secara Nasional
*Kalangan Elit yang Tumbuh, Masyarakat Bawah Tetap
PANGKALPINANG, LASPELA – Masyarakat dan bangsa bisa mencapai kesejahteraan, adil dan makmur ketika Indonesia menjadi negara maju dan menjalankan ekonomi kerakyatan dalam berbangsa dan bernegara. Tanpa pembenahan menuju ke negara maju, Indonesia akan seperti sekarang ini terus dengan tambal sulam di sana- sini.
“Indonesia memerlukan banyak pilar dalam membangun Indonesia. Pembangunan bangsa ini juga jangan tergantung pada segelintir orang,” kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesodibjo dalam Acara Pelantikan Pengurus DPC & DPRt Partai Perindo Kepulauan Bangka Belitung di Gedung Hamidah, Selasa (19/7-2016).
CEO MNC Group itu menyatakan, saat ini, dari 250 juta lebih penduduk Indonesia hanya sekira 1 juta yang membayar pajak. Hal inilah yang perlu dibenahi agar Indonesia dapat menjadi lebih baik.
Tidak hanya itu, menurutnya, mayoritas masyarakat masih dalam posisi belum mapan. Kondisi ini tidak akan berubah 10, 20 atau 30 tahun lagi selama strategi pembangunan tidak diubah.
“Saya mengajak kader-kader partai baik dari Perindo maupun seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama membangun Indonesia menjadi negara maju dengan ekonomi kerakyatannya,” tandas Hary Tanoe.
Selain Kader Perindo se Kepulauan Bangka Beleitung hadir Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ir Thomas Jusman MM, Kader Perindo yang juga mantan Wakil Gubernur Babel Syamsuddin Basari, Tokoh Pers Babel Agus Ismunarno yang kini Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Media Satya NEGERI LASKAR PELANGI, Ketua HIPMI Babel Redy Zedira Tama, Penasehat HIPMI Babel M. Fitriansyah yang juga Wakil Ketua Umum KADIN BABEL, Perwakilan Partai Demokrat Babel, Partai Hanura Babel dan Sekretaris DPW Perindo Babel, Redi Wijaya ST yang memberikan sambutan pembuka.
Secara khusus sebelum bertolak dengan jet pribadinya, Harry Tanoe didampingi Pengurus DPP Perindo dan Ketua DPW Perindo Babel Hermanto Phoeng berdiskusi khusus dengan Ketua Umum KADIN BABEL Ir Thomas Jusman MM di VVIP Bandara Depati Amir.
“Perindo dan KADIN BABEL bisa bersinergi mendorong pertumbuhan ekonomi di Babel yang sedang krisis karena basis ekonominya komoditas. UMKM harus kita dorong untuk maju dan menjadi pilar ekonomi Babel,” ajak Harry Tanoe kepada Thomas Jusman.
Salah satu butir diskusi khusus dengan Thomas Jusman tersebut muncul atensi Harry Tanoe terhadap kerupuk Bangka. “Kerupuk Bangka kan sangat terkenal, enak dan khas. Kerupuk Bangka ini kita bawa ke pasar nasional. Kita promosikan di televisi MNC Group secara gratis. Ini wujud konkrit kita turut membangun Bangka Belitung,” kata Harry Tanoe yang langsung disetujui oleh Thomas Jusman.
Kesenjangan Sosial
Dalam orasi sebelum pelantikan Harry Tanoe menegaskan, “Terjadi kesenjangan sosial, hanya kalangan elit yang tumbuh, mayoritas masyarakat tetap di bawah. Pelaku UMKM, petani, nelayan, buruh, akan tetap di bawah”.
Hary Tanoe juga menjelaskan, terjadi kesenjangan pembangunan. Hanya kota-kota besar yang terbangun dari 500 lebih kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Ia menilai, “Ketimpangan bukan hanya kesejahteraan lintas kota saja, tapi kemampuan juga timpang.”
Hary menegaskan, Partai Perindo memiliki dua komitmen pada perjuangan normatif yakni pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme serta penyalahgunaan narkoba. Kedua, Perindo ingin Indonesia dan rakyat di seluruh nusantara betul-betul makmur sesuai yang dicita-citakan bersama.
Ia menegaskan, “Kita jangan terjebak dalam ekonomi liberalisme, kita harus masuk kepada ekonomi kerakyatan.”
Harus ada keberpihakan kepada masyarakat yang belum mapan, supaya mereka tumbuh lebih cepat, dan naik kelas, tandas Hary Tanoe. Tujuannya supaya kelompok menengah ke atas meningkat setiap tahun.
Ia menjelaskan, “Kalau kelompok menengah ke atas meningkat, akan lebih banyak yang membangun Indonesia. Di situlah Indonesia akan menjadi negara maju. Kalau Indonesia lebih cepat menjadi negara maju,di situlah Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur.”
“Kita masih 30 persen di batas minimum negara maju. Padahal sudah begitu lama merdeka. Kalau kita melihat lebih dalam lagi, sesungguhnya masalahnya, karena penopang ekonomi Indonesia ini hanya sebagian kecil masyarakat.”
Hary Tanoe kembali menegaskan kunci menjadi negara maju, “Ketika kita mampu mendiversifikasi kekuatan kita menjadi lebih luas dan lebih besar. Hal itu menjadi titik balik kita akan tumbuh lebih cepat. Artinya apa? Kalau Indonesia mau cepat menjadi negara maju, hal yang sama yang harus dilakukan. Kita harus mampu membangun masyarakat yang tidak produktif ini untuk menjadi produktif. Sehingga kelompok menengah ke atas setiap tahun akan semakin besar jumlahnya.”
Hary Tanoe menutup orasinya dengan bertanya kepada kader Perindo Babel: “Lahir miskin itu nasib atau bukan?”
Para kader menjawab; “Nasib!”
Hary Tanoe mengatakan, “Benar. Kita dilahirkan tidak bisa memilih di keluarga kaya atau miskin. Namun, mati dalam keadaan miskin atau kaya itu bukan nasib. Tapi pilihan. Saya mengajak agar seluruh bangsa agar mati dalam keadaan kaya secara rohani dan finansial. Menjadi negara maju dengan ekonomi kerakyatan, menjadi kunci meraih cita-cita kemerdekaan yakni menuju masyarakat adil dan makmur!”. (ar/ags)