Seorang teman sekerja, punya adik wanita di Texas dan bersama suaminya membuat rencana untuk berlibur ke seberang perbatasan Mexico untuk berbelanja. Di menit terakhir, baby sitter mereka nggak jadi ikut dan mereka harus membawa anak mereka yang berumur 2 tahun bersama.
Ketika mereka sudah menyeberang dari perbatasan sekitar satu jam, tiba-tiba anak mereka berlarian ke pojok. Ibunya tentu saja mengejar, tetapi anak tersebut hilang.
Sebagai ibu, lalu mencari petugas kepolisian. Petugas itu lalu meminta ibu tersebut pergi ke gerbang dan menunggu. Tidak mengerti apa maksudnya, ibu itu hanya menurut dan menunggu saja, sesuai permintaan polisi.
Selang 45 menit kemudian, seorang pria mendekati perbatasan membawa seorang anak kecil yang hilang itu. Ibu ini lalu berlari menuju anak itu, dan bersyukur karena anak itu sudah ditemukan.
Ketika Pria tadi sadar bahwa ibu tersebut ternyata orang tua dari anak kecil yang digendongnya, ia melempar anak tersebut dan lari. Polisi yang sudah menunggu menangkap pria itu.
Anak kecil itu sudah mati. Dalam 45 menit hilang, anak tersebut dibelah terbuka. Semua isi dalam tubuh dikeluarkan, dan diganti penuh dengan COCAINE.
Pria tersebut, akan seolah-olah menyeberangi perbatasan dengan anak yang seolah-olah tertidur. Anak berumur 2 tahun itu sudah mati, kemudian akan dianggap hanya seperti sampah demi COCAINE milik seseorang.
KISAH tubuh bayi yang dibelah sebagai modus operandi peredaran narkoba itu mengonfirmasi betapa peredaran gelap narkoba itu sangat tidak manusiawi. NGO GnGan dan BNN Kalimantan Tengah bahkan menayangkan pengambilan narkoba dari tubuh bayi melalui youtube.
Dulu penyelundupan lewat pencernaan (dibungkus terus dimakan). Resikonya bungkus pecah dan keracunan. Terus lewat kemaluan wanita atau anus. Sama resikonya bungkus pecah dan keracunan.
Terus lewat mayat, tapi belakangan mayat harus lewat sensor juga. Terakhir lewat mayat bayi, biasanya digendong.
Jika selama ini kita berpikir bahwa narkoba hanya berbahaya dan merugikan si pemakainya saja, maka salah besar. Buktinya, seorang bayi yang baru berusia beberapa minggu ini telah kecanduan narkoba jenis opioid.
Dalam video berdurasi kurang dari tiga menit diperlihatkan kedua kaki seorang bayi gemetar keras tidak terkendali. Rekaman yang diambil oleh Reuters tersebut berlokasi di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat.
Berusia beberapa minggu bayi mungil itu telah kecanduan narkoba. Dan sebuah fakta yang lebih mengejutkan lagi adalah setiap 19 menit sekali seorang anak di AS yang lahir sudah mengalami kecanduan narkoba.
Seperti orang-orang dewasa yang mengalami kecanduan bayi-bayi tersebut dengan sekuat tenaga menahan sakit hingga terengah-engah. Ia tidak mungkin menggunakan narkoba. Ketergantungan obat-obatan tersebut diwarisi dari sang ibu yang memang pecandu narkoba.
Lost Generation
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap narkotika menjadi isu stategis bagi masyarakat dunia. Kejahatan narkotika merupakan kejahatan serius, terorganisir, dan bersifat lintas negara yang dapat menimpa seluruh lapisan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian sangat besar, terutama dari segi kesehatan, sosial-ekonomi, dan keamanan.
Fatalnya, kejahatan ini dapat menyebabkan hilangnya generasi bangsa (lost generation), cikal bakal penerus pembangunan. Masyarakat dunia tak hentinya melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyalahgunaan dan memberantas peredaran gelap narkotika.
Kebijakan dan program guna membersihkan dunia dari candu narkotika juga telah disepakati bersama dalam forum pertemuan yang digagas oleh UNODC (United Nation Office on Drugs Crime). Namun ancaman Narkotika tak dapat sepenuhnya teratasi, bahkan kian menjadi pelik bagi negara-negara di dunia.
Indonesia memakai Hari Anti Narkotika Indonesia (HANI) sebagai momentum untuk kembali mengingatkan masyarakat bahwa narkotika masih menjadi momok menakutkan bagi bangsa ini. Jumlah korban yang terus bertambah dan sindikat yang kian cerdik mencari cara memasok narkotika, mengharuskan kita untuk selalu WASPADA dan dengan gigih MENOLAK narkotika beredar di ranah Negeri Laskar Pelangi.
BNN bersama BNN Provinsi (BNNP) dan BNN Kabupaten/Kota (BNNK/Kota) menggandeng elemen masyarakat dan para pengusaha Kamar Dagang dan Industri (KADIN) se Babel melaksanakan serangkaian kegiatan kampanye “STOP NARKOBA !”
NARKOBA sudah menjadi musuh bersama dan targetnya dari bayi, remaja, pemuda, profesional, pengusaha, TNI bahkan Polisi. Mungkin benar, kita sedang dalam proses dihancurkan, utamanya generasi mudanya.
Maka tepatlah, “Listen First : Listening to Children and Youth is The First Step to Help Them Grow Healty and Safe” – “Dengarkan dahulu- Mendengarkan Suara Hati Anak-Anak dan Generasi Muda. Semoga, para pemimpin dan para calon gubernur 2017 – 2022 tidak hanya mendengarkan, namun membentengi anak-anak dan generasi muda Babel dari Penyalahgunaan NArkoba”. Semoga! (ags)