Inggris Pilih Tetap di UE, Saham Global dan Poundsterling Menguat

LASPELA — Saham global mengalami reli kenaikan sementara surat utang safe haven di Asia layu pada Jumat pagi, seiring hasil polling terakhir yang menunjukkan lebih banyak warga Inggris yang memilih untuk tetap di Uni Eropa (UE).

Hal ini membuat mata uang poundsterling menanjak tertinggi sepanjang 2016 dengan kenaikan 1,49 dollar AS per GBP. Sementara Yen dan Swiss frand, sebagai mata uang safe havens, memudar pamornya.

Indeks berjangka Nikkei NIYU6 naik 3,55 persen sementara EMINI futures dari indeks S&P 500 ESc1 naik 1,76 persen.

Hasil ini merupakan obat bagi pasar keuangan yang sejak beberapa bulan terakhir dilanda kerisauan akan menguatnya dukungan Brexit atau Inggris keluar dari UE, yang akan membuat instabilitas politik dan ekonomi di Eropa.

Berdasarkan polling terakhir YouGov, 52 persen dari 46 juta masyarakat Inggris memilih untuk tetap di UE, sementara yang tidak mencapai 48 persen.

Di Amerika Serikat (AS) perdagangan saham di Wall Street sudah memprediksi kemenangan grup “Remain” sehingga indeks Dow ditutup naik 1,29 persen, indeks S&P naik 1,34 persen dan Nasdaq naik 1,28 persen.

Kemenangan grup “In” ini membuat adanya penarikan di surat utang negara di AS sebagai salah satu safe haven, tapi jumlahnya tidak besar. Sebab perekonomian AS masih berisiko menghadapi paparan perekonomian global, terutama dari outlook serapan tenaga kerja dan pengetatan keuangan di China.

Komoditas metal dan minyak juga meningkat seiring dengan hasil polling referendum Inggris terakhir.

Harga minyak mentah acuan Brent naik 1,21 dollar AS atau naik 2,4 persen ke level 51,09 dollar AS per barel. Sementara minyak mentah AS CLc1 naik 98 sen ke level 50,11 dollar AS per barel.

 

Sumber : KOMPAS