JAKARTA, LASPELA– Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tertarik dengan metode kampanye ala Amerika Serikat. Dimana partisipasi publik dan penggunaan media sosial lebih diutamakan.
Ketertarikannya bermula ketika pria yang karib disapa Ahok itu, diundang Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta untuk menghadiri Konvensi Barack Obama dalam kampanye calon presiden Amerika Serikat tahun 2008 silam.
“Saya tiga minggu dipertontonkan proses penggunaan media sosial dan partisipasi publik terjadi. Mereka bilang kayaknya negara kamu masih lama yang seperti ini,” kata Ahok di Markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (19/6/2016) kemarin.
Lalu Ahok diajak ke markas Partai Demokrat di Colorado. Disana Ahok mengaku melihat anak muda silih berganti membeli pernak-pernik partai. Dan beberapa mengantri membeli tiket untuk menyaksikan kampanye Barack Obama.
Lagi-lagi seorang senator Partai Republik, tak yakin metode ini bisa diterapkan di Indonesia. “Negara kamu masih belajar demokrasi dari negara saya,” ucap Ahok menirukan ucapan Senator tersebut.
Teman Ahok Representasi Partisipasi Publik
Perlahan tapi pasti, ia pun bisa membuktikan bahwa metode kampanye ala Amerika bisa diterapkan di Indonesia. Bukti awal Ahok mengatakan, apa yang dilakukan Teman Ahok mengumpulkan satu juta KTP dan menjual pernak-pernik dirinya, merupakan partisipasi publik.
“Kita sudah coba dalam Teman Ahok fair, kita mendapatkan 1.8 milyar pemasukan. Nah ini yang selalu waktu ke Amerika mereka katakan, bangsa kamu enggak mungkin memiliki proses politik seperti ini,” jelas Ahok.
Menurutnya, metode kampanye dengan mengedepankan partisipasi publik akan diterapkan dalam kampanyenya nanti. Teman Ahok akan menjadi koordinatornya. “Beli kaos, bawa makanan sendiri jadi ini satu hal baru yang akan diterapkan Teman Ahok,” tandas Ahok.
Sumber: Metrotv