Selamatkan Kawasan Wisata, BLHD Babar Hentikan Aktifitas Scraping

kawasan wisata tercemar

MUNTOK, LASPELA– Setelah mendengar adanya pemotongan besi tua atau scraping berupa satu unit Kapal Isap Produksi(KIP) Stevanie oleh H.Heri warga Madura, Jawa Timur di kawasan wisata pantai Mercuar tanjung kalian, Badan Lingkungan Hidup Daerah(BLDH) Kabupaten Bangka Barat(Babar) hentikan aktifitas tanpa izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(Amdal) tersebut.

Kepala BLHD Babar, Effendi bersama pihak pemerintahan kecamatan Muntok, kelurahan tanjung melakukan infeksi mendadak(sidak) ke kawasan tersebut, pada Rabu (11/05/2016). Satu alat exavator dikerahkan, mengangkat dan memindahkan potongan-potongan besi menjadi satu tumpukan tidak tercerai berai mencemari pantai.

Menurt Effendi seharusnya, aktififtas pemotongan besi atau scraping wajib pelaksanaannya di Docking atau galangan kapal. Namum belum diketahui alasan sekaligus dasar pihak pemborong dan KSOP kelas V Muntok memberikan izin pemotongan besi tua diarea wisata Tanjung Kalian.

“Tidak tahu kenapa bisa disini, apakah pihak pemborong tidak mau menbayar sewa dokking atau alasan lain ini harus dipertanyakan. Sepengetahuan kita kalau aktifitas dilakukan di galangan kapal, tentu kawasannya sudah layak dan teruji untuk dilakukannya scrapping tersebut,” tegas Effendi kepada LASPELA.

Selain wajib pelaksanaanya di Docking, pihak yang melakukan scarpping harus mengantongi izin Amdal dan izin ganguan. Untuk itu, Effendi meminta H.Heri selaku pemborong menghentikan aktivitas Scarpping KIP Stevanie.

“Harus ada beberapa izin, tidak bisa kalau  hanya mengantongi izin scarapping saja. Apalagi ini daerah destinasi wisata yang menjadi aicon Muntok. Makanya kami minta aktivitas ini dihentikan sementara sampai ada, perintah dan izin dari pihak-pihak terkait,” jelas Effendi.

Efendi sendiri diminta masyarakat Kota Muntok untuk menghentikan aktifitas tersebut. Mereka menginginkan kawasan wisata pantai tanjung kalian di selamatkan dari aktifitas yang merusak lingkungan maupun keindahan objek wisata itu sendiri.

Navigasi Mercuar Tanjung Kalian Terima Kopensasi

Sementara itu, Navigasi pemantau mercusuar Tanjung Kalian mengaku menerima konpensasi dari aktivitas scarapping KIP Stevanie. Namun konpenasisi itu tidak masuk dalama Pendapatan Asli Daerah pemerintah Kabupaten Babar melainkan masuk ke kas pribadi pihak mercusuar tanjung kalian Muntok.

Namun penanggung jawab mercusuar navigasi Tanjung Kalian, Yuswandi menolak ketika ditanya nominal atau jumlah yang disetorkan pihak-pihak terkait aktifitas scarapping Kapal Isap Produksi (KIP) Stevanie di Tanjung Kalian.

“Kalau soal itu (konpensasi) sebagai pemilik lahan pasti ada. Tapi istilahnya bukan pungli, istilahnya biaya upah sewa lahan la. soal nominalnya tidak bisa saya sebutkan,” ujar Yuswandi dilokasi scraping.

Dirinya mengizinkan aktifitas scarpingg lantaran mengira H.Heri selaku pemborong bangkai kapal telah mengantongi izin secara keseluruhan. Ditambah, surat izin scarpping yang dikeluarkan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas V Muntok, semakin menambah keyakinan Yuswandi  memberikan izin penggunaan lahan scarping disekitar objek wisata Tanjung Kalian.

Selain itu, H.Umar oknum perwira dilingkungan Polda Babel selaku kuasa pengurusan izin scarpping menyakinkan Yuswandi jika pihaknya telah telah berkordinasi dengan semua piha, yakni mulai dari Pol air, AL dan Syahbandar.

“Saya izinkan karena saya pikir mereka sudah mengantongi semua izin. Bilang juga sudah kordinasi dengan pihak, Polair, AL  Selain itu karena kepala KSOP sudah saya anggap seperti kakak sendiri, dan dia pun mengizinkan ya otomatis saya yang punya lahan turut mengizinkan,” pungkasnya.

Lingkungan Wisata Tercemar, Kepala KSOP Muntok Bungkam!

Kepala KSOP Muntok Supriyono, enggan berkomentar terkait izin eksekusi pemotongan bangka kapal (scarpping) KIP Stevanie dikawasan objek wisata pantai Tanjung Kalian.

Bahkan Supriyono terkesan menghindar. Selasa (10/5/2016) kemarin, dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Supriyono menyebut dirinya belum bisa memberikan keterangan rinci terkait izin scarpping KIP Stevanie, lantaran masih berada di Palembang.
“Nanti ya besok saya jelaskan di kantor, saat ini saya masih berada di Palembang,” ujar Supriyono melalui sambungan telopon, Selasa (10/5/2016).

Ia berjanji akan memberikan keterangan kepada awak media, setah kembali ke Muntok, Rabu (11/5/2016) hari ini. Namun saat kembali dihubungi, Supriyono tidak menjawab, meski terdengar nada sambung telepon tersebut.

Begitupula ketika menyambangi, kantor KSOP Kelas V Muntok, sekira pukul 15.00 WIB, lagi-lagi Supriyono tak berada di kantor. Bahkan waktu itu, kantor tampak tutup. Tak terlihat satu pun, petugas dan pegawai KSOP kala itu. (Ron)