MUNTOK, LASPELA– Demi meningkatkan kesejahteraan rakyat di sektor Ekonomi wisata (Ekowisata) kota Muntok, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRDd) Provinsi Bangka Belitung(Babel), Deddi wijaya berupaya merubah status kawasan Hutan Konservasi (HK) menjadi Taman Hutan Rakyat(Tahura) pada kawasan Bukit Menumbing.
Hal demikian dilakukan Deddi, karena minimnya pembangunan di seputaran tempat yang memiliki sejarah menentukan kemerdekaan sepenuhnya bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) saat ini. Semua masyarakat tahu bahwa wisma menumbing merupakan saksi bisu saat sang proklamator NKRI, yakni Soekarno di asingkan oleh Belanda pada tahun 1948 dan harus diperhatikan oleh semua pihak terkait kelestariannya.
“Disana sang proklamator merancang berbagai strategi, agar NKRI ini merdeka sepenuhnya. Sebagai generasi penerus, kita harus melestarikan cagar budaya perjuangan sang proklamator tersebut,”kata Deddi wijaya kepada LASPELA, Selasa(10/05/2016).
Menurut Deddi, banyaknya masukan merubah status tersebut ia peroleh dari masyarakat Kota Muntok saat melakukan reses pada senin (09/05/2016) kemarin. Pada intinya masyarakat ingin kawasan bukit menumbing tersebut menjadi objek wisata sejarah yang bisa memuaskan mata dan hati masyarakat saat berkunjung kesana.
“Pembangunan disanakan bisa kita katakan tidak ada sama sekali, karena berbenturan dengan masalah HK yang tidak boleh di apa-apakan oleh siapapun termasuk Pemerintah itu sendiri,”ungkapnya.
Maka dari itu, kata Deddi. Agar bisa dilakukan upaya pembangunan di kawasan bukit menumbing, Deddi mengajak Pemerintah Kabupaten Babar dan Pemerintah Provinsi Babel bersama-sama memperjuangkan pengalihan status kawasan bukit menumbing tersebut.
“Saya sudah pernah ketemu sama Bupati, Wakil Bupati dan Sekda Babar. Pada intinya mereka sangat mendukung langkah perubahan status kawasan ini, karena mereka juga telah mendengar banyak masukan dari berbagai pihak untuk melakukan hal serupa,”katanya.
Langkah selanjutnya, Deddi sendiri akan berkonsultasi dengan pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Bagian Selatan(Sumbagsel), terkait bisa atau tidak HK bukit menumbing di alih fungsikan menjadi Tahura.
“Kalau statusnya bisa di rubah, lalu bisa dibangun fasilitas umum kedepannya nantikan enak. Namun mekanisme perubahan status seperti apa, makanya kita juga harus tahu terlebih dahulu. Jangan sampai kita punya semangat membangun, tapi upaya itu terhenti karena bertentangan dengan regulasi dan hukum,”katanya.
Deddi menginginkan jika status tersebut sudah diganti, maka akan dibangun beragam fasilitas umum yang bermanfaat bagi pengunjung bukit menumbing. Rencana pembangunan fasilitas tersebut antara lain pembangunan penerangan dan rambu-rambu jalan, monumen kemerdekaan hingga renovasi dinding maupun jalan dari kaki menuju puncak bukit menumbing.
“Kalau sudah dibangun berbagai fasilitas umum, saya yakin pengunjungpun akan ramai berdatangan siang maupun malam ke bukit menumbing,”ungkap politisi partai Golkar ini.
Selaku wakil rakyat, Deddi menginginkan masyarakat Babar khususnya masyarakat kota Muntok sejahtera melalui kegiatan ekowisata. Efek dari ramainya kunjungan wisatawan ke Muntok, yakni perekonomian masyarakat sekitar akan meningkat setelah para wisatawan itu berbelanja kuliner maupun barang-barang khas penduduk lokal, lalau membayar uang jasa angkutan hingga jasa pandu wisata.
“kita memiliki peluang mengembangkan ekowisata di Babar, maka haruas kita kemas sedemikian rupa sehingga masyarakat luar ramai datangi Kota Muntok”ungkap Deddi.
Menurut Deddi, selain Bukit menumbing ada banyak potensi alam yang bisa dieksplorasi menjadi kawasan objek wisata, antara lain pantai Batu Rakit Kota Muntok. Setelah banyaknya pengembangan objek wiasat maka masyarakat Muntok memiliki peluang menjadi agen travel, dimana masyarakat bisa mengemasnya dalam kunjungan paket wisata dengan harga bersaing. Promisipun bisa dilakukan melalui internet ataupun media massa elektronik berupa radio, online dan media cetak sekalipun.
“Saat ini pihak Pemerintahan Kabupaten Babar tengah membuat Master plan pengembangan objek wisata batu rakit dan beberapa objek pariwisata lainnya. Saya sendiri akan memperjuangan Dana Bantuan(Daba) Provinsi Babel untuk Babar, sementara ini di tahun 2016 sebanyak Rp.40 Milyar telah terserap dan mudah-mudahan tahun depan bisa lebih banyak lagi serapan Dabanya”pungkas Deddi(ron)