SUKSES menggelar Pangkalpinang Travel Mart Pertama Tahun 2015, Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan PHRI dan ASITA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kembali menyelenggarakan Travel Mart Kedua tahun 2016.
Kegiatan yang diselenggaran mulai tanggal 8 April hingga 10 April 2016 ini mengangkat tema “Pangkalpinang Tempo Doeloe” sebagai ajang pertukaran, pengolahan dan penyusunan data berdasarkan pandangan seller maupun buyer yang mensupply wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Kota Pangkalpinang.
Begitu para tamu buyer turun di pelataran Kelekak Community Tuatunu, suara ketipung bertalu-talu menyambut. Didampingi Ketua Umum KADIN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ir Thomas Jusman MM, Kadisparbudpora, Akhmad Elvian, Haji Heri, David Liem dari KADIN BABEL, Pak Cik Kario menyambutnya dengan berbalas pantun.
“Burung elang di pinggir lautan
Terbang melayang menyambar ikan
Slamat datang kami ucapkan
Di Pangkalpinang, Kota Kemenangan”
Sesudah mencicipi hidangan pedesaan Tuatunu, peserta Travel Mart larut dalam joget dan tarian mengikuti irama Melayu.
Dengan kembali diselenggarakannya, kegiatan ini diharapkan dapat memfasilitasi pelaku wisata Kota Pangkalpinang untuk bertemu langsung dengan para buyer dari luar Kota Pangkalpinang, baik dari nusantara maupun mancanegara supaya lebih banyak lagi wisatawan berkunjung ke Bangka Belitung khususnya Kota Pangkalpinang.
Kegiatan ini diyakini sebagai promo si untuk mengenalkan potensi wisata setiap daerah secara langsung kepada seluruh pelaku usaha kepari wisataan di Indonesia serta sebagai salah satu tujuan wisata dalam negeri terbesar. Peran serta insan pariwisata Pangkalpinang secara terus menerus sangat diharapkan untuk terus mempromosikan Pangkalpinang sebagai salah satu destinasi utama wisata dalam negeri serta berupaya untuk menjadi destinasi untuk wisatawan luar negeri.
Ketua Pelaksana Pangkalpinang Travel Mart, Wendo Irwanto kepada Laspela, disela-sela aktifitasnya memandu buyer di Masjid Kayu Tuatunu, Jum’at (8/4/2016) mengatakan, agenda Pangkalpinang Travel Mart hari pertama dimulai dengan mengajak buyer ke kelekak community.
Buyer bisa melihat pemandangan yang cukup sulit dicari saat ini, yaitu gambaran pemandangan masyarakat Pangkalpinang tempo dulu dengan aktivitas kehidupan sehari-harinya seperti berkebun, menangkap ikan, serta masyarakat yang hidup tanpa fasilitas listrik.
Aktivitas sekitar 40 buyer yang tergabung dalam Pangkal pinang Travel Mart dimulai sejak pukul 16.00 WIB dengan mengenalkan tiga tema yang sudah diprogramkan panitia yaitu pengawi, sebuah edukasi ke buyer tentang bagaimana sistem kerja orang Bangka zaman dulu yaitu sekitar tahun 80-an.
Tema kedua yang dikenalkan kepada buyer ialah Pengalat, yaitu edukasi mengenai alat apa yang digunakan orang Bangka zaman dulu termasuk cara memakainya, seperti alat untuk ngaret, berkebun, menangkap ikan dan lain sebagainya.
Berikutnya, Tema Pemain yang mengangkat mainan zaman dulu dan diedukas ikan kepada buyer mengenai apa yang dimainkan oleh anak-anak Pangkalpinang dan seperti apa permainannnya.
Table Top
“Hari pertama diisi welcome dinner dengan cara nganggung yaitu sebuah tradisi khas masyarakat Bangka, dilanjutkan dengan ramah tamah dengan masyarakat Tuatunu Pangkalpinang serta diadakan sesi motivasi supaya travel agen lebih bersemangat lagi untuk mengemas Pangkalpinang dan Bangka Belitung untuk dijual kepada rekan-rekan di daerah masing-masing,” jelas Wendo.
Selanjutnya, kata Wendo, pada hari kedua yaitu Sabtu 9 April 2016, buyer diajak melakukan City tour keliling Pangkalpinang untuk melihat seperti apa gambaran kota Pangkalpinang dengan cara mengunjungi tempat bersejarah seperti, museum timah, rumah residen Belanda, Tugu wWlhemina yang merupakan titik awal Pangkalpinang.
“Kita akan berkeliling sebelum makan siang dan untuk makan siangnya juga akan kita kemas dengan konsep Pangkalpinang tempo dulu, yaitu nganggung dengan makanan seperti lempah kuning, lempah darat dan sebagainya,” terang Wendo.
Acara inti dari kegiatan Pangkalpinang Travel Mart ini menurut Windo ialah table top dimana buyer akan bertemu seller dari kota Pangkalpinang dan melakukan transaksi bisnis dalam waktu yang disediakan panitia kurang lebih 3 jam, dilanjutkan dengan gala dinner di Pasir Padi yang menghadirkan konsep hawaian dinner bernuansa pedesaan.
Dengan digelarnya Pangkalpinang Travel Mart kedua tahun 2016 ini, Wendo berharap, para travel agen di seluruh nusantara dan mancanegara bisa tertarik datang ke Babel khususnya Pangkalpinang supaya pertumbuhan wisatawan menjadi lebih maksimal.
Sesuai data Pangkalpinang Travel Mart Pertama, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan di Pangkalpinang usai digelar Pangkalpinang Travel Mart pertama.
Business to Business
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Pangkalpinang, Akhmad Elvian terkait Pangkalpinang Travel Mart ini mengatakan, kegiatan Pangkalpinang Travel Mart kedua ini masih dalam konteks b to b atau Business to Business. Hanya saja konsep yang pertama bersifat umum, sedangkan konsep Pangkalpinang Travel Mart kedua ini mengusung tema Pangkalpinang Tempo Dulu dengan menjual konten sejarah serta budaya Bangka secara keseluruhan.
Salah satu peserta, Lili dari Travel dan Tour Melulu Jogjakarta mengaku sangat senang dan merasa mendapatkan sesuatu yang luar biasa karena diajak mengunjungi Masjid Kayu di Kelekak Tuatunu. Selain itu, suasana makan bersama dengan menu lokal sederhana dirasakan sungguh luar biasa, sebab untuk mencari lokasi wisata seperti di Masjid Kayu ini sangat sulit.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Thomas Jusman, yang juga hadir di Pangkalpinang Travel Mart mengatakan, kegiatan Pangkalpinang Travel Mart kedua ini merupakan bukti kongkrit
bagaimana sektor praktisi di bidang usaha pariwisata memperkuat dan menggalakkan sektor pariwisata di Babel.
Kegiatan Travel Mart ini, kata Thomas Jusman, sejalan dengan program KADIN BABEL dalam menggemakan 5 pilar ekonomi alternatif yang salah satunya ialah sektor pariwisata. Peluang wisata Masjid Kayu yang dijadikan lokasi Pangkalpinang Travel Mart kedua ini sangat dikagumi oleh Thomas Jusman.
Ia kagum dan mengapresiasi kepada Haji Heri sebagai pemilik Masjid Kayu yang sangat antusias mengembangkan Masjid Kayu secara pribadi dan mejadikansebagai wisata natural yang berkaitan dengan religi dan kenangan Bangka tempo dulu.
“Sesuatu yang unik perlu dukungan semua pihak baik pelaku usaha maupun pelaku kebijakan seperti Pemda dukungan pemerintah supaya dapat memberikan nilai tambah bagi objek wisata di Babel,”
Haji Heri sebagai pemilik Masjid Kayu dan pengelola Kelekak Community ketika dimintai pendapatnya mengenai keberhasilan membangun wisata Masjid Kayu tersebut mengatakan, konsep yang ia bangun ialah konsep wisata religi, edukasi dan culture dimana ia membangun tempat ini berawal untuk mewujudkan mimpi yang pernah dimilikinya, sesuatu yang pernah dimilki dan dirasakan yang sekarang sudah jarang ditemukan.
Kedatangan Travel Mart menurut Heri sangat ia syukuri, karena ternyata tempat yang ia bangun dari mimpi sejak kecil ini menjadi sesuatu yang ditunggu dan dicari orang luar yang belum mengerti apa yang pernah dirasakan oleh orang Bangka dulu kala.
“Mudah-mudahan akan banyak tamu dan wisatawan dari luar yang mengunjungi tempat ini, sehingga menjadi sesuatu destinasi wisata yang wajib untuk di kunjungi,” ungkap (adv/yud/ar/ags)