MUNTOK, LASPELA – Sebagai salah satu Kabupaten yang banyak memiliki tempat bersejarah di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kabupaten Bangka Barat (Babar) atau yang disebut negeri Sejiran Setason tentunya memiliki banyak titik objek Pariwisata. Melihat potensi ini, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Pengusaha Mikro Kecil Indonesia (Hipmikindo) Provinsi Kepulauan Babel akan berpartisipasi meningkatkan kualitas wisata termasuk meingkatkan kualitas pelaku usaha baik usaha kuliner maupun agen travel dan guide (Pemandu wisata) supaya setiap objek pariwisata dilirik dan diburu oleh wisatawan.
Ketua DPD Hipmikindo Babel, Uteni kepada Laspela, Kamis (07/04/2016) mengatakan, dari 7 kabupaten/kota se Provinsi Babel, Kabupaten Babar memiliki beragam objek wisata yang saling melengkapi sehingga bisa dikemas menjadi paket wisata, mulai dari wisata pantai, wisata laut, wisata pulau, wisata hutan, wisata kebun hingga wisata peninggalan sejarah, namun sayangnya jumlah pengunjung ke objek wisata di Babar ini sangat minim karena banyak faktor yang tidak menarik perhatian wisatawan.
Guna meningkatkan kualitas wisata tersebut, DPD Hipmikindo Babel dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) se-Babel dalam waktu dekat akan melakukan pengukuhan pengurus secara serentak dengan masa jabatan selama 5 tahun, mulai 2016 hingga 2021. Selanjutnya Hipmikindo akan memprioritaskan pengembangan Ekonomi Wisata (Ekowisata) melalui program pelatihan kepada pelaku usaha kuliner, agen travel hingga para guide dengan mengundang motivator yang membidangi perekonomian dan pariwisata sebagai narasumber termasuk bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Babel dan pemerintah kabupaten/kota.
“Khusus Babar, Hipmikindo akan melakukan pelatihan dengan sistem jemput bola, mudah-mudahan sektor pariwisata berkembang dan perekonomian Babar meningkat,” ujarnya.
Menurut Uteni, sebagai signal positif, Pempro Babel, Pemkot Pangkalpinang, Pemkab Bangka dan Pemkab Bangka Barat sudah berpartisipasi dengan menganggarkan dana supaya program Hipmikindo Babel dapat berjalan dengan baik.
Sementara untuk stackholder yang rencananya turut berpartisipasi dalam program ini antara lain Bank BRI dan Bank Mandiri melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menetapkan anggunan bunga bank di bawah 10 persen.
Uteni menerangkan, saat ini eksistensi pelaku usaha mikro kecil hanya sekitar 20 persen dari total pelaku usaha mikro kecil se-Babel dengan jenis usaha kuliner terbanyak seperti kerupuk, kemplang dan makanan khas Bangka.
Dengan adanya program pelatihan yang dicanangkan Hipmikindo ini, Uteni berharap jumlah pelaku usahaa mikro kecil dapat meningkat, untuk itu, ia menghimbau supaya para pelaku usaha mikro kecil untuk bergabung dalam Hipmikindo agar semua kebutuhan terakomodir dengan baik.
“Semakin banyak anggota Hipmikindo, maka semakin banyak pula ide-ide, kreatifitas maupun inovasi yang bisa diimplementasikan dalam program kerja baik untuk jangka waktu pendek, menengah maupun jangka panjang,” jelasnya.
Upaya Hipmikindo Babel ini diharapkan juga dapat mendongrak perekonomian rakyat melalui program ekonomi wisata atau disebut ekowisata, dengan demikian kedua sektor tersebut harus mengikat sebagai solusi paska tambang yang paling tepat saat ini.
Uteni menambahkan, bercocok tanam sebenarnya juga bisa dilakukan untuk perekonomian pasca timah, namun pekerjaan tersebut membutuhkan waktu lama, oleh karena itu sebaiknya Babel diperkenalkan melalui sektor pariwisata dan kuliner supaya wisatawan selalu merindukan babel. (ron)