[vc_row][vc_column][vc_column_text]
“Pers adalah instrumen paling baik dalam
pencerahan dan meningkatkan kualitas manusia
sebagai makhluk rasional, moral dan sosial.”
Thomas Jefferson”
Thomas Jefferson (1762-1826). Dua pernyataan Thomas Jefferson itu seolah menyambut edisi perdanaMedia Satya NEGERI LASKAR PELANGI yang hari ini terbit perdana. Pascareformasi persisnya April 1999, penugasan profesional di Negeri Serumpun Sebalai membuat saya “jatuh hati” pada Negeri Damai ini hingga 17 tahun dan kini menetap di ibukota provinsi yaitu Pangkalpinang. Pada dekade itu saya bersama Eddy Jajang Jaya Atmaja terlibat dalam revolusi damai yang dilakukan oleh para aktor pejuang pembentukan provinsi. Sebagaimana Thomas Jefferson, koran perjuangan yang kita lahirkan saat itu mampu memberikan pencerahan serta perubahan sosial politik dengan terbentuknya provinsi baru. Itulah revolusi damai yang berpuncak pada 21 November 2000. Quo Vadis Kepulauan Bangka Belitung pasca 17 tahun? Terjadi dinamika yang membuat warga Babel “terlena” di pangkuan sumber daya alam timah. Maka, tatkala badai timah datang menerpa serta membanting harga pada titik yang sangat menyakitkan, USD 16. 000 per metrik ton, warga Babel terkaget-kaget.
Mengenai harga ini ada sebuah paradoks. Di satu sisi Direktur PT Timah Tbk Sukrisno berbicara terbuka atas terjadinya penyelundupan yang menyebabkan harga timah jatuh karena stok timah di luar sana melimpah. Di sisi lain, selama dua tahun ini kondisi tersebut tetap saja tak berubah.
Kondisi yang berlarut ini sangat menekan kehidupan masyarakat yang kian tergerus daya belinya sementara pajak-pajak berlarian entah kemana. Revolusi sunyi?
***
Filsuf Taois dari Tiongkok Lao Tzu berkata, “Ketenangan adalah sumber kekuatan yang luar biasa.”Ketenangan Masyarakat Kepulauan Bangka Belitung adalah ketenangan yang menyimak, ketenangan yang aktif, ketenangan yang mencipta. Dideang ra oleh ekonomi yang terpuruk, kembali terjadi revolusi kedua yaitu revolusi mindset dari timah ke wisata. Pada pencerahan revolusi mindset itulah keterpanggilan Media Satya NEGERI LASKAR PELANGI atau Media LAS PELA. LAS PELA tidak hadir sebagai koran umum sudah diperankan oleh enam koran umum lainnya.
Media LAS PELA ingin hadir menjadi koran nomor satu yang mengedepankan jurnalisme pariwisata, eko-bisnis serta politik damai. Media LAS PELA tidak ingin hadir sebagai koran umum yang mengusung jurnalisme konflik dan crime. Media LAS PELA hadir memberikan makna dengan jurnalisme harapan dan optimisme udengan pilihan konten wisata. Kehidupan pariwisata tidak bisa disandingkan dengan konflik dan kerusuhan serta gaduh. Maka pilihan jurnalisme damai khususnya untuk politik dan pemilu dipilih oleh Media LAS PELA.
LAST BUT NOT LEAST. Menjunjung tinggi langit Negeri Melayu, LAS PELA mendorong marwah Melayu sebagaimana sering disampaikan oleh Datuk Hudarni Rani, Gubernur Pertama Babel; Melayu itu orang bijaksana. Tutur katanya tiada terkira Menyanggah dengan senyum Marahnya dengan diam. Kurang ajar nya tetap santun. Menipupun masih bersopan sopan Berkelahinya menikam dengan pantun LAS PELA secara khusus menyediakan halaman/rubrik NEGERI SERUMPUN SEBALAI BERPANTUN sebagai ajang pelestarian budaya Melayu. Pak Cik Kario, Pemantun Terbaik se Asia berpantun
Tumbuh merata padi serumpun,
Bersarang teragup dipokok padi
Bertutur kata lewat pantun,
Jadikan hidup santun berbudi.
Selain halaman berpantun, LAS PELA menyajikan laporan utama, AMAZING BABEL ARCHI,. VISION of TOURISM, COMMERCE & INDUSTRY, PELANGI PROPERTI & HOTEL,UNFORGETABLE MEMORIES (UNFORME), OUT of THE BOX ,GOOD GOVERMENT dan PELANGI TOKOH (PELATO). LAS PELA hadir dari kristalisasi partnership yang senada dalam passion dan perjuangan setelah melihat berbagai keprihatinan negeri tercinta. Dengan memohon doa dan restu pembaca, kiranya Tuhan memberkati revolusi baru melalui karya anak bangsa di bidang media massa. Semoga!
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]