REI BABEL Perjuangkan 2.500 Rumah Rakyat
*Wujudkan Program Sejuta Rumah Bersama Tiga Bank
REAL ESTAT INDONESIA (REI) Kepulauan Bangka Belitung bekerjasama dengan tiga bank pemberi subsidi
yakni Bank BTN, Bank Sumsel Babel dan Bank Artha Graha Pangkalpinang mempercepat pembangunan 2.500
unit Rumah Sejahtera Tapak (RST) di Babel dalam program satu juta rumah.
“Percepatan ini didorong oleh REI Babel dan diharapkan tiga bank pemberi subsidi mendukung dan segera
mencairkan dana dukungannya karena sampai sekarang realisasi pembangunan oleh anggota REI Babel baru
terealisasi 1.000 unit. Padahal animo masyarakat Babel untuk memiliki RST sangat tinggi,” kata Ketua REI
Babel, Thomas Jusman usai road show ke tiga bank tersebut, Rabu (2/9-2015).
Rombongan REI Babel terdiri dari Pengurus REI Babel antara lain Sekretaris, Juyita, Waka Bid RST Gunawan
Cen, Waka Perbankan David Liem, Waka Infrastruktur, Ferdinand, Waka Organisasi, Hari Mujiarto,
Kompartemen, Andrian Bong, Defri, Lin, Nairobi. Rombongan diterima oleh Pimpinan Bank BTN, Christ
Setiawan, Pimpinan Bank Sumsel Babel Sadikin dan Pimpinan Bank Artha Graha Pangkalpinang, Willy
Christianto.
REI Babel, kata Thomas, berharap Bank BTN yang dipercaya pemerintah menjadi penyalur kredit bersedia
fokus membantu realisasi percepatan penyaluran kredit rumah sejahtera tapak (RST). REI Babel mengapresiasi
Bank Sumsel Babel dan Bank Artha Graha yang berpartisipasi turut mendukung program 1 juta rumah.
“REI Babel berharap kerjasama dengan Bank BTN , Bank Sumsel Babel dan Bank Artha Graha berjalan
dengan baik dalam situasi masyarakat Babel yang saat ini ekonominya sedang terpuruk. Ini peluang luar biasa
untuk membantu rakyat. Bunga hanya 5%, DP 1% dan ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan
pendapatan maksimal Rp. 4.000.000,” ungkap Thomas.
REI Babel sebagai organisasi penggerak ekonomi Bangka Belitung. Dukungan pemerintah daerah, harap
Thomas Jusman, sangat diperlukan utamanya dalam memberikan izin mendirikan bangunan (IMB), PLN,
PDAM dan Prasarana umum (PSU) bagi developer yang membangun rumah subsidi bagi MBR (Masyarakat
Berpenghasilan Rendah).
Sementara ini REI Babel, khususnya pengembang rumah subsidi, menghadapi kendala permasalahan seperti
sulitnya mendapatkan KWH 900 watt, keterbatasan infrastruktur jaringan PDAM ke lokasi, biaya notaris yang
tinggi, pengurusan sertifikat yang lama dan biaya yang cukup memberatkan, banyak perijinan yang harus
dilalui pengembang seperti pengurusan ijin UPL dan UKL .
Padahal, kata Thomas Jusman, batas harga rumah subsidi di Bangka Belitung adalah 124 Juta.
Thomas Jusman berharap REI Babel dan semua pihak mendukung rumah murah untuk Bangka Belitung agar
anggota REI Babel di masa mendatang bisa semakin baik sebagai mitra pemerintah daerah dalam menyediakan
rumah bagi masyarakat sekaligus menggerakkan ekonomi Babel. Dengan Bunga 5%, Dp 1% dan untuk
masyarakat penghasilan rendah, maksimal pendapatan maksimal Rp. 4.000.000,- (kadinbabel/ags)